Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) kembali membuktikan serta meningkatkan mutu terbaik dengan mendapatkan predikat sebagai kampus yang terakreditas UNGGUL. Akriditasi unggul ini diperoleh melalui
Uhamka adalah kampus profetik.
Sebagai proses transpormasi pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Uhamka hadir membangun peradaban berkemajuan sebagai ikhtiar mewujudkan Islam Rahmatan Lil’Alami
Pikiran paling berbahaya yang dapat dimiliki orang tua hari ini tentang putra mereka pergi ke perguruan tinggi ialah “Saya sangat senang saya tidak penting khawatir tentang putra saya pergi ke sekolah karena momento dibesarkan di lingkungan yang tepat, tidak menggunakan narkoba lalu bergaul dengan anak-anak yang tepat. ” Orang tua, termasuk saya, sebaiknya mengingatkan bahwa kita hanya terpapar pada segenap kecil dari kehidupan pemikiran anak-anak kita. Seiring bertambahnya usia, kita semakin minim terpapar tentang teknik mereka menggunakan sewaktu pribadi mereka. Lalu sementara prediksi kami tentang mereka kelihatannya sering akurat, salah tentang satu sesuatu pun bisa membuatmu kewalahan – malah membawa malapetaka.
Pertimbangkan bukti serius atas kuliah hari di sini.:
1. Angka Putus Sekolah adalah Gangguan! Tingkat putus sekolah dua kali berlimpah buruk dari tingkat putus sekolah menengah, dan tingkat putus sekolah menengah sungguh-sungguh buruk. Kira-kira, 25% dari semua siswa sekolah menengah gak lulus (rekan Lieu noir Powell mengatakan demikian dan bukti membuktikannya). Tingkat ini mendekati 50% untuk mahasiswa (dan untuk beberapa sekolah secara substansial lebih tinggi untuk 50%) berdasarkan tingkat kelulusan setelah enam tahun kuliah, bukan empat. Anda bukan ingin melihat contrat empat tahun.
2 . not Berapa Banyak Hutang yang Bisa Kamu Tahan? Rata-rata mahasiswa meninggalkan pengalaman kemampuan tinggi mereka antara $25. 000 – $35. 000 di hutang apakah mereka lulus atau bukan. Itu rata-rata. Hutang pinjaman pelajar pada Amerika Serikat melampaui semua hutang kartu kredit – lebih yang $1. 000. 500. 000 (triliun). Parahnya, jumlahnya terus meningkat.
3. Apa yg Terjadi dengan 6th. 000 Jam Saya? Seorang mahasiswa yang meninggalkan perguruan banyak setelah dua setahun telah menginvestasikan hingga 6. 000 jam hidup mereka dalam usaha yang gagal. Gagal, dengan sendirinya, bukanlah hal terburuk di dunia. Faktanya, kegagalan seringkali merupakan guru yang hebat. Inilah masalahnya: Sistem politik, sosial, pendidikan dan perbankan mengkulturkan kaum muda lalu keluarga bahwa Awak tidak bisa sukses dalam hidup tanpa gelar sarjana. Situasi yang menyedihkan akhir-akhir ini adalah bahwa nyaris setengah dari mereka yang kami kirim ke perguruan tinggi gagal di perusahaan ventura utama mengatakan bahwa mereka wajib berhasil untuk jadi sukses dalam hidup.
4. Penelitian Lebih besar Mengatakan Belajar Gak Terjadi di Perguruan Tinggi? Menurut Dr. Richard Arum (University of New York) kemudian Dr . Josipa Ropka (University of Virginia), siswa menyelesaikan tahun pertama mereka dalam perguruan tinggi dgn hampir tidak muncul peningkatan bersih di pembelajaran. Dalam buku mereka, Academicly Inapplicable, mereka menunjukkan bahwa volume keseluruhan blogging rumah berbasis membaca dan menulis dalam diharapkan dari mahasiswa adalah yang terendah dalam satu generasi. Bahkan dengan penurunan pekerjaan, tingkat kelulusan masih sangat rendah. Arum menulis bertambah dari 10. 000 presiden dan pemimpin universitas yang membahas masalah ini pada dua tahun ini, dan hampir tidak ada tanggapan dari komunitas pendidikan.
a few. Apakah Anda Betul-betul Membutuhkan Perguruan Tinggi untuk Maju? Majalah Forbes melakukan penelitian beberapa tahun yang lalu yang membuktikan bahwa sebagian tidak kecil siswa akan unggul dengan a) tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, b) memilih pekerjaan yang pantas dan c) mengirit uang sebanyak boleh jadi. Ini berasal yang perusahaan yang terdiri dari mereka dalam memiliki gelar sarjana lanjutan yang mengetahui cara menghitung angka. Penelitian mereka menunjukkan bahwa dengan pengelolaan uang yang teliti, hampir semua orang yang tidak melanjutkan ke perguruan banyak bisa sama kayanya secara finansial melalui mereka yang mempunyai gelar sarjana. Tentu saja saja, jika Kita akan kuliah bagi menjadi dokter ataupun manajer dalam profesi pekerjaan sosial, Kita tidak punya pilihan. Namun, masalah utang masih merupakan best?ndsdel utama dalam merencanakan program studi Kita melalui sekolah.
a few. Semakin Banyak Cash Selama “Kesalahpahaman” Seumur Hidup Anda. Untuk semua alasan Kita diberitahu bahwa Anda harus kuliah, inilah alasan yang amat sering disalahartikan akibat politisi, bank, penyandang dana, dan sekolah itu sendiri. Ya hanya menyebutnya menjadi “kesalahpahaman” yang luas. Artikel Forbes dalam sama yang dirujuk sebelumnya mengatakan bahwa menyesatkan dan keliru untuk berpikir yakni lulusan perguruan gede akan menghasilkan jauh banyak uang dri waktu ke waktu daripada rekan non-perguruan tinggi mereka. Ini adalah sanggahan dalam mengejutkan terhadap kebijaksanaan Info Kampus , dalam dikutip ad mualm bahwa “Anda mengenai menghasilkan lebih melimpah uang jika Kamu mendapatkan gelar sarjana”.
Mereka yang merekrut Anda ke sekolah mereka, memengaruhi Kita untuk kuliah, berharap membiayai pendidikan Awak, dll. memberi mengenal Anda bahwa Kamu akan menghasilkan jauh banyak uang di hidup jika Kamu memiliki gelar sarjana.
Meskipun mungkin bertentangan berdasarkan kasus for every kasus, setidaknya muncul lima alasan kuat untuk percaya bahwa ini tidak benar:
#1: Perguruan Gede adalah Sekolah Menengah Baru & Itu Tidak Mengesankan Pengusaha
Satu generasi yang lalu, anak-anak belajar bahasa Yunani, Latin, dan Filsafat dalam sekolah menengah (sebagian di sekolah menengah). Hampir setiap universitas di Amerika saat ini memiliki Jantung Penulisan di kampus untuk mengajarkan kode Inggris remedial kemudian keterampilan menulis pada siswa. Memang benar bahwa beberapa siswa yang menggunakan layanan ini adalah siswa internasional yang kode Inggrisnya adalah kode kedua atau ketiga mereka. Namun, selaku instruktur/profesor perguruan gede, saya dapat memberi tahu Anda dri pengalaman saya sendiri bahwa keterampilan menyusun penduduk asli Amerika bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan. Di banyak kasus, menyedihkan melihat apa yg diperbolehkan untuk lulus sekolah menengah atas sebagai tulisan yg cukup.
Dalam buku dan penelitian akademis mereka terhadap kurang lebih 2. 000 mahasiswa yang dipilih sebagaiselaku, ala, menurut, acak, Drs. Arum dan Ropka mendapatkan bahwa persentase yg tak terduga untuk siswa yang memasuki tahun pertama mereka di perguruan tinggi tanpa peningkatan bersih dalam pembelajaran. Bila ini benar, dan tidak ada bantahan yang signifikan, Awak dapat dengan mulus tertinggal dengan melaksanakan ke perguruan tinggi dan tidak belajar atau putus sekolah. Hal ini relevan karena pengusaha berbicara dengan lantang kemudian jelas bahwa mereka tidak puas dengan tingkat keterampilan yg rendah dan pola pikir yang bener dari lulusan perguruan tinggi saat indonesia. Google baru-baru di sini. mengumumkan sebuah inisiatif untuk mulai menemukan lulusan non-perguruan gede dengan keterampilan lalu bakat yang cermat yang dapat mereka latih untuk marketing mereka, sehingga melewati sistem pendidikan perguruan tinggi demi proses mereka sendiri. Search engines, mungkin perusahaan amet progresif di planet ini, mengakui bahwa sistem saat ini hanya gagal untuk menghasilkan apa yang mereka butuhkan. Perguruan tinggi, dan sekolah menengah lanjutan serta sekolah menengah arah gagal memenuhi kebutuhan perusahaan dan pemberi kerja nirlaba. Sementara banyak pemberi kerja masih muncul untuk pameran karir wajib di universitas atau perguruan tinggi setempat, pekerjaan dan harapan besar diberikan pada orang-orang hebat yg berjejaring dan memanfaatkan peluang non-akademik dalam diberikan oleh komunitas tempat mereka menghuni.
#2: Menghasilkan Uang Bukanlah Indikator Pengeluaran yang Bertanggung Jawab
Perguruan tinggi kemudian universitas Liberal Disciplines menghabiskan sangat minim waktu untuk memberikan siswa dengan keterampilan manajemen kehidupan, menentukan untuk fokus segenap besar pada sosial dan menyebabkan pengalaman terkait (kritik terfokus lain oleh Pied-de-veau dan Ropka). Banyak perguruan tinggi swasta seperti ECPI University, Bryant & Stratton dan lain-lain memfasilitasi anggaran dan pengelolaan uang sebagai periode dari kurikulum mereka, tetapi mereka meladeni pasar sangat berselisih dari perguruan tinggi besar. Apa dalam terjadi dengan menilai faktor-faktor yang terlibat dalam kebahagiaan dan pemenuhan pribadi selain uang?
#3: Jauh Banyak Pendapatan Berarti Lebih Banyak Akses ke Hutang
Ketika budaya Amerika akhirnya menjadi semakin materialistis, keinginannya untuk berhutang untuk membiayai keinginannya sudah meledak. Jumlah lulusan perguruan tinggi dalam mengajukan kebangkrutan dibandingkan non-lulusan karena perwujudan ini telah menyempit secara dramatis pada dua puluh tahun terakhir. Lulusan perguruan tinggi mengajukan kebangkrutan pada tingkat dalam tumbuh dan mencemaskan dibandingkan dengan kawan-kawan non-sarjana mereka. Intinya adalah jutaan jamaah sekarang menyadari bahwa hidup dengan bertambah banyak uang serta stres tinggi tidak sepadan. Hidup serasi kemampuan Anda, justru ketika itu melibatkan lebih sedikit pendapatan lebih memuaskan, berlimpah sehat, dan jauh berkelanjutan.
Mereka mengatakannya karena pembenaran itulah yang membantu mereka memutuskan untuk naik, dan cara apa yang lebih benar untuk membenarkan keputusan yang saya untuk selain menggunakan argumen yang sama pada Anda.
#4: Peran Penyalahgunaan Alkohol and Narkoba di Kampus Menghancurkan Mimpi as well as Merugikan Kita Sepenuhnya
Dekan Kemahasiswaan dalam salah satu perguruan tinggi mengakui yakni 25% dari kelas mahasiswa baru mereka setiap tahun hilang karena kinerja akademik yang buruk yg secara langsung terkait dengan penyalahgunaan alkohol dan narkoba. Ia mengatakan rekan-rekannya dalam seluruh tanah atmosphere menunjukkan bahwa tersebut adalah sosok yg representatif. Keseriusan kenda;la ini diketahui dan dirasakan di setiap sekolah menengah perdana, sekolah menengah arah, perguruan tinggi serta universitas di tanah air.
Namun, di dalam transisi sekolah menengah ke perguruan gede, kaum muda memandang kebiasaan minum mereka dari perspektif anyar dan menegaskan:
a single. Mereka akan segera dewasa – setidaknya secara hukum.
2. Mereka mempersiapkan emotional untuk menandai setahun ke-21 mereka melalui minuman.
3. Meraih diterima secara sosial di perguruan tinggi apakah itu lawful atau tidak.
4. Banyak orang tua membenarkan minum lalu beberapa benar-benar mendukungnya sebagai pemecah hambatan sosial.
5. Mendapat diakses dengan tingkat risiko yang menurun.
6. Dianggap lebih aman daripada obat lain.
7. Penilaian Risiko/Hadiah mendukung minum. Mabuk sangat mengasikan (untuk sementara waktu).
Masalahnya muncul saat Anda menyadari bahwa sekitar 70% dri semua konsumsi spiritus oleh kaum transformación, termasuk di perguruan tinggi, terjadi setelah anak-anak sudah mabuk secara legal. Timbang apa artinya itu. Setelah mabuk, mereka minum cukup tuk mabuk secara legitimate setidaknya dua saat lagi saat mereka sudah mabuk.
Diakui secara universal kini bahwa perilaku terkait memiliki dampak luas pada pembelajaran, komitmen dan retensi — retensi pengetahuan, juga mempertahankan kemampuan buat tetap bersekolah.
Andai itu tidak lumayan buruk, faktor di dalam penggunaan obat resep ilegal, obat-obatan terlarang, benzodiazepin dan lain-lain, dan Anda punya resep untuk gangguan pendidikan dan pribadi. Skenario ini sedang dimainkan ratusan ribu kali setiap setahun sekarang di Amerika. Bahkan, tempat amat umum untuk pemakaian obat pemerkosaan tanggal adalah di kampus-kampus.
Alkohol dan obat-obatan tidak membeda-bedakan. Mereka menghancurkan kehidupan dengan tidak memandang tingkat kemampuan, ras, jenis kelamin atau status sosial ekonomi. Sayangnya, mereka melakukan kerusakan permanen seumur hidup di kampus-kampus, dan alamenurut, harfiah tidak muncul akhir yang terlihat.
Apa dampak keuangannya? Orang Amerika menempuh $100. 000. 500. 000+ tab awd tahun untuk menangani biaya sosial dari alkohol saja. Untuk setiap keuntungan $1 oleh produsen alkohol, ada biaya $1, 40 bagi masyarakat untuk mengatasi masalah yang ditimbulkannya. Serta ini tidak termasuk dalam penyalahgunaan obat resep, mariyuana, dll. Pecandu tidak bisa, dan dalam melimpah kasus tidak maka akan berhasil. Masyarakat memutuskan biaya itu jua.
Jangan membeli “Lebih Banyak Uang Yang Kebohongan Seumur Hidup”. Situasinya jauh jauh rumit daripada yg dibuat oleh perekrut dan administrator perguruan tinggi.
#5: Semua Pendukung “Perguruan Tinggi Membuatmu Lebih Tidak sedikit Uang Selama Hidup Anda” Menghasilkan Uang Dari Anda Pergi ke Perguruan Gede
Bankir, politisi, lembaga pemerintah, serta universitas dan perguruan banyak sendiri memiliki kepentingan untuk membuat keseluruhan orang pergi ke perguruan tinggi. Awd orang diperbolehkan untuk mencari nafkah, bukan? Mereka semua mengklaim bahwa Anda mengenai menghasilkan lebih tidak sedikit uang sepanjang hidup Anda dengan kuliah. Apakah itu benar?
Siswa yang mempelajari keterampilan berpikir kritis (di perguruan banyak atau di area lain) belajar semenjak dini bahwa Kita secara alami wajib waspada terhadap sumber informasi yang punya kepentingan ekonomi dalam membuat Anda menarik keputusan. Lalu mengapa kita mengandalkan nyaris secara eksklusif di sumber yang bermanfaat kita ketika menyajikan keputusan tentang ke mana harus naik ke sekolah atau pergi ke sekolah sama sekali.
Mungkinkah ada banyak kenyataan di luar sana yang dengan jelas menunjukkan bahwa perguruan tinggi bukanlah segalanya yang diklaimnya? Sehubungan dengan institusi serta segmen institusi yg melakukan pekerjaan yang kredibel dalam mempromosikan dan menyampaikan nilainya, Anda harus memutuskan informasi dari sumber-sumber ini dan sangat berhati-hati dengan cara Anda menggunakannya.
Mereka memahami bahwa tidak sedikit orang hanya mendapatkan poin pembicaraan yg bagus untuk meyakinkan diri mereka sendiri bahwa kuliah tersebut sepadan. Jelas, pendekatan itu mengecewakan jutaan orang setiap 1 tahun.
Poin Bonus #6: Lebih Banyak Uang Tidak Berarti Anda Akan Lebih Bahagia
Ketika uang menciptakan ketidakpastian, itu menciptakan lebih banyak ketidakbahagiaan. Uang menciptakan hubungan yang lebih menegangkan untuk dikelola. Indonesia mengarah pada perceraian dan keluarga yang rusak jika tidak dikelola dengan baugs. Barbara Bush mengatakan kepada kelas kelulusan di Wellsley College or university bertahun-tahun yang setelah itu bahwa dia tak pernah bertemu melalui seorang wanita dalam mencapai akhir karirnya dan berharap dia mengambil lebih banyak waktu di kantornya. Semua mengatakan mereka berharap mereka menguras lebih banyak masa dengan keluarga mereka. Berhati-hatilah untuk menghindari jebakan “lebih banyak uang”. Ini berbahaya.
Saya yakin Anda tidak akan mengenal perekrut perguruan gede mengatakan ini.
Hasilnya, saat Anda mempertimbangkan nilai, waktu, kemudian keputusan mengenai perguruan tinggi, sadarilah bahwa sistem yang mengharuskan Anda harus datang untuk memiliki peluang sukses dalam hidup menghasilkan:
1. Mendekati angka putus sekolah 50 percent
2. Hutang yang tidak dapat dilunasi senilai triliunan dolar (dan tetap bertambah)
3. Pembelajaran terbatas oleh siswa yang membayarnya
4. Birokrasi yang membengkak berfokus pada kelangsungan hidup, sebanyak bila tidak, lebih yang sekedar belajar
a few. Rasa gagal di dalam antara mereka yg datang dan melaksanakan sebelum menyelesaikan
six. Ketidakpastian yang luar biasa dalam kehidupan mereka yang melewati perguruan tinggi
8. Secara historis, tingkat anak-anak yang pindah kembali dengan jamaah tua
8. Kemudian banyak lagi…